Rabu, 25 Februari 2009

Contoh Media Belajar Interaktif yang dibuat Flash

Inilah contoh Media Belajar Interaktif yang dibuat oleh Flash. KLIK gambar atau Links untuk DOWNLOAD ! (pilih file .rar dan .zip !). File hasil download kemudian diinstall di komputer !


bacaprasd.rar bacaprasd.zip


QuizPKnSMP.rar QuizPKnSMP.zip


MatSd1v1.rar MatSd1v1.zip

Buat presentasi ... Power Point atau Flash ?

Mana yang lebih efektif, Power Point atau Flash untuk membuat presentasi pembelajaran?

Kenyataan bahwa sebagian besar guru menggunakan power point daripada Flash untuk membuat materi presentasi. Mengapa? Jawaban sederhananya, power point lebih mudah membuatnya tapi sekali pun begitu hasilnya cukup memuaskan.

Coba bandingkan dengan Flash! Flash lebih sulit dan sedikit perlu kemampuan tambahan, apalagi kalau membuat aplikasi flash yang profesional yang banyak menggunakan alur logika berfikir dan merumuskannya dalam bahasa flah (actionscript) . Jelas nggak bisa sembarangan orang mampu membuatnya kecuali yang rajin, ulet, sabar dan jangan lupa punya kemampuan/bakat. Tanda-tanda ketidakkeberbakatan kita bisa kita lihat. Caranya: mudah saja kalau sudah berkali-kali atau berlama-lama dengan flash nggak bisa-bisa dan banyak kesulitan memahaminya berarti yah begitulah kalau dipaksa malah pusiiiiing.

Dalam tingkatan tertentu, akhirnya kita mungkin bisa juga membuat presentasi dengan flash. Bukankah hebat? Belum hebat selama presentasi itu masih bisa dibuat oleh power point. Untuk apa pakai flash kalau cuma sekedar menayangkan gambar, video, dan teks. Kalau yang begituan mah dibikin aja pakai power point pasti lebih gampang dan lebih cantik karena semua efek animasinya sudah tersedia. Malah kalau pakai flash mah mempersulit diri saja dan hasilnya malah mungkin power point bisa lebih menarik dan cantik. Ini semata-mata untuk keefektifan dalam membuatnya saja.

Kalau begitu berarti power point lebih hebat? Bukan ... bukan begitu ... Begini kedua-duanya hebat tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Kalau untuk kemudahan dalam membuatnya dan hasilnya yang cukup memuaskan serta menyedot banyak orang yang menggunakannya, maka power point luarbisa. Sedangkan Flash baru menampakkan kehebatannya kalau sudah menyangkut pembuatan presentasi / media interaktif yang sudah tidak bisa dibuat atau ditangani oleh power point. Di sinilah flash berjaya mengapa karena flash disertai dengan action script (bahasa program) sedangkan power point belum ada. Makanya untuk kepentingan bisnis, media belajar interaktif yang profesional dibuat menggunakan flash.

Kalau begitu, marilah kita mempertimbangkan untung ruginya, tepat tidaknya disesuaikan dengan kebutuhan, dan juga kemampuan.

Penggunaan Multimedia di sekolah (Bagian 1)

A. Peranan multimedia dalam pembelajaran
by A.Z. Arifin

Berbagai permasalahan dalam kegiatan belajar telah banyak mengundang berbagai pihak untuk menelitinya. Salah satunya berkaitan dengan pertanyaan “mengapa minat belajar siswa kurang terhadap suatu mata pelajaran ?” Salah satu asumsinya adalah kurangnya minat belajar siswa karena guru kurang menggunakan media yang menarik dalam pembelajaran.

Media pembelajaran sangat penting karena melalui penggunaan media yang tepat pesan atau materi dapat disampaikan secara efektif dan efisien. Dalam prakteknya, masih sedikit guru yang memperhatikan penggunaan media ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain terbatasnya sarana. Sebenarnya guru dapat menggunakan berbagai media mulai dari media yang sederhana sampai media yang modern dan mahal.

Perkembangan iptek sekarang ini, memungkinkan guru untuk menggunakan berbagai media yang lebih efektif dan menarik dalam pembelajaran di sekolah. Di pasaran telah ada dijual paket-paket belajar dalam bentuk kaset CD, ada yang berupa software program (untuk komputer) maupun VCD (untuk komputer dan VCD player). Guru dapat memanfaatkan kaset VCD yang telah ada ini dalam pembelajaran disesuaikan dengan pokok bahasan dan tingkatan usia anak. Untuk beberapa mata pelajaran, CD belajarnya memang belum ada / sulit mendapatkannya. Namun dengan perkembangan teknologi multimedia sekarang ini, asalkan guru kreatif disertai fasilitas tersedia, seperti komputer (lengkap dengan CDR dan CDRW), TV / projector, photo digital / handycam, VCD player, sound system, dan scanner, maka kita pun akan dapat membuat dan menyajikan media sesuai kreativitas masing-masing, baik dibuat dan disajikan langsung di komputer (program Presentasi / interaktif) maupun mengemasnya dalam bentuk VCD sehingga dapat dijalankan di VCD player.


B. Kendala yang mungkin dihadapi


1. Fasilitas

Penggunaan multimedia memerlukan dukungan fasilitas. Secara ideal, fasilitas ini harus mampu melayani semua guru sehingga pemanfaatannya dapat lebih meluas pada setiap mata pelajaran dan semua kelas. Tentu ini memerlukan dukungan dana. Siapa yang akan membiayai ?
Berdasarkan pengalaman (di sekolah tempat saya bekerja dan dari hasil kunjungan ke sekolah-sekolah yang sudah menggunakan multimedia), pemanfaatan multimedia masih belum mampu melayani semua guru dan kelas. Umumnya sekolah hanya memiliki satu ruangan multimedia yang penggunaannya masih terbatas dan hanya dimanfaatkan oleh guru-guru tertentu.
Sebagai gambaran, fasilitas yang ada dalam ruangan multimedia antara lain :
- Komputer (PC) atau Laptop
- LCD-Projector
- VCD/DVD player
- TV ukuran besar untuk monitor VCD/DVD player atau LCD-Projector
- Sound system


Barangkali dengan dukungan komite sekolah apalagi pemerintah, kalau untuk menyediakan seperangkat alat di atas nampaknya memungkinkan. Hanya saja pemanfaatannya tidak mungkin optimal karena tidak akan mampu melayani semua guru dan kelas. Bagi sekolah yang memiliki dukungan dana yang cukup bisa saja dipikirkan untuk lebih meningkatkan pemanfaatkan multimedia secara lebih meluas.

Selain itu, sekolah yang sudah memiliki lab. komputer dengan sistem jaringannya sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai ruang belajar dengan dukungan IT dan bisa lebih membuka cakrawala siswa melalui pemanfaatan internet.
Ruangan multimedia kalau adanya keterbatasan tempat dan perangkat multimedia cukup satu ruangan atau kalau memungkinkan lebih misalnya dengan membagi ruang multimedia untuk kelompok IPA-matematika, kelopok IPS, dan kelopok bahasa.
Bila sekolah juga membuat sendiri software media pembelajaran, bisa ditambahkan satu ruangan kecil (studio mini media). Bisa saja memanfaatkan ruangan multimedia yang ada atau lab. komputer. Di sini dilengkapi dengan fasilitas pembuat multimedia seperti : seperangkat komputer (ada CDRW), sound system, photo digital, handycam, scanner serta perangkap pendukung lainnya.

Untuk mengurangi keterbatasan ruang multimedia, bisa saja ditambahkan paling tidak satu set Laptop + LCD yang bisa dipindah dari satu kelas ke kelas lain, digunakan secara bergiliran oleh guru atau berdasarkan kebutuhan. Atau tiga set Laptop + LCD berdasarkan kelompok IPA-Matematika, kelompok IPS, dan kelompok Bahasa masing-masing satu set). Dan sudah barang tentu akan lebih ideal lagi bila di masing-masing kelas telah tersedia perangkat multimedia secara permanen. Jika ini terjadi, ruangan khusus multimedia sudah tidak dibutuhkan lagi. Hal ini semua tergantung dari dukungan dana dan partisipasi semua pihak (sekolah, Komite Sekolah dan pemerintah).


2. Kemampuan guru

Pemanfaatan multimedia memerlukan dukungan guru. Tidak hanya itu, guru juga harus memiliki kemampuan (kualifikasi). Kualifikasi yang perlu dimiliki oleh guru, antara lain :
- memahami fungsi, kegunaan dan hubungan antar perangkat (komputer, VCD/DVD player, LCD, dan sound system)
- mampu mengoperasikan perangkat multimedia tersebut
- mampu membuat media pembelajaran melalui software program misalnya dengan power point, macromedia flash, atau software lainnya. Selain itu, untuk menyiapkan materi/bahan, guru dituntut mampu mengoperasikan photo digital, scanner, handycam. Bila media yang dibuat berupa VCD, guru juga harus mampu menguasai software program pembuat video seperti adobe premiere dan mengemasnya hingga enjadi kaset VCD pembelajaran.
- mampu mengoperasikan media pembelajaran baik software program interaktif / presentasi komputer maupun kaset VCD dengan menggunakan perangkat multimedia dalam proses pembelajaran

Keempat kualifikasi di atas adalah suatu yang ideal. Kalau memang bisa seperti itu sungguh luar biasa. Tapi bukan tidak bisa tapi nampaknya sulit untuk direalisasikan. Bisa-bisa guru nantinya bukan lagi bertugas mengajar tapi menjadi pembuat media pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penulis, tuntutan agar guru menggunakan media pembelajaran (multimedia) dengan membuat sendiri media pembelajarannya sudah sulit untuk dilaksanakan padahal hanya menggunakan program power point. Membuat media pembelajaran selain perlu keahlian, juga cukup menyita waktu padahal guru sudah cukup sibuk dengan tugas-tugas pokoknya. Selain itu ada faktor lainnya yaitu motivasi, minat dan kreativitas.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, menurut penulis usulan yang mungkin lebih realistis agar pemanfaatan multimedia bisa dilaksanakan guru, antara lain:
bagi guru yang tertarik dengan membuat sendiri media pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia perlu diberikan kesempatan, bahkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih luas (sekolah) kalau pimpinan sekolah atau yayasan peduli dan akomodatif.
guru-guru tidak perlu dipaksakan untuk membuat sendiri media pembelajaran, cukup memanfaatkan software pembelajaran yang ada di pasaran, sehingga tugas guru yang pokok tidak terbengkalai. Kalau pun sekolah berniat membuat sendiri, akan lebih efektif memanfaatkan guru yang sudah memiliki keahlian untuk itu. Pembuatan dilakukan oleh tim melibatkan guru tersebut berkaitan dengan materinya. Atau kalau mungkin lebih baik merekrut tenaga ahli yang trampil di bidangnya.


Dari kedua point di atas, pihak pimpinan sekolah atau yayasan perlu memberikan layanan untuk mendukung tugas guru berupa: penyediaan dan pengelolaan software media pembelajaran melalui pembelian dan pembuatan sendiri baik berupa sofware program pembelajaran interaktif komputer maupun berupa kaset VCD.
Dengan demikian tugas guru lebih diringankan. Guru hanya perlu keahlian untuk mengoperasikan software pembelajaran yang sudah siap pakai. Dengan cara ini, penulis yakin pemanfaatan multimedia di sekolah akan lebih memungkinkan untuk dilaksanakan.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.